Tampilkan postingan dengan label DUNIA ISLAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DUNIA ISLAM. Tampilkan semua postingan
Buntut Trump, FPI Bakal Gelar Sweeping Warga Amerika di Indonesia

Buntut Trump, FPI Bakal Gelar Sweeping Warga Amerika di Indonesia


Buntut Trump, FPI Bakal Gelar Sweeping Warga Amerika di Indonesia

KOKOPNEWS.ID - Front Pembela Islam DKI Jakarta mengancam akan menggelar sweeping pada warga negara Amerika Serikat sebagai bentuk protes pada pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh Presiden Donald Trump. Warga negara sekutu AS juga turut jadi sasaran ancaman FPI.

“Kami umat muslim Indonesia tidak segan-segan men-sweeping secara terang-terangan warga Amerika yang ada di Indonesia. Begitu juga sekutu-sekutunya,” kata Imam FPI Jakarta Muchsin Alatas saat menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Senin (11/12).

Ia mengklaim, bukan hanya FPI yang bergerak, tapi juga organisasi masyarakat islam lainnya. Ia mengingatkan aksi sweeping itu harus mendapat persetujuan petugas keamanan.

“Masyarakat Islam silakan melakukan sweeping tapi atas persetujuan aparat dan petugas,” ujar Muchsin.

Selain ancaman penyisiran warga AS, Muchsin juga menyatakan FPI tak akan segan menghancurkan kantor kedubes AS di Indonesia sebagai respons pengakuan AS tersebut.

“Wahai Donald Trump, kami di indonesia tidak segan-segan menghancurkan kedubes anda yang ada di indonesia,” kata Muchsin.

Gelombang aksi massa terus terjadi di Kantor Kedubes AS di Jakarta sejak akhir pekan lalu. Massa memprotes pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Secara resmi, Pemerintah Republik Indonesia juga menolak pengakuan tersebut. [Teropongsenayan]

Selengkapnya
Jika Trump Tetap Kekeh, Ini Lima Hal yang Akan Dilakukan Erdogan

Jika Trump Tetap Kekeh, Ini Lima Hal yang Akan Dilakukan Erdogan


Jika Trump Tetap Kekeh, Ini Lima Hal yang Akan Dilakukan Erdogan

KOKOPNEWS.ID - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengisyaratkan lima hal yang akan ia tempuh jika Presiden AS Donald Trump tetap kekeh mengumumkan pengakuan Al-Quds sebagai ibukota bagi entitas zionis, Israel. 

Dilansir dari Anadolu Ajansi, lima hal itu ia sampaikan saat berpidato di hadapan anggota parlemen dari Partai AKP, Selasa (05/12) kemarin.

Berikut lima hal yang ditetapkan Erdogan jika Trump bersikeras dengan rencanaya terkait Al-Quds:

1. Erdogan akan memberi peringatan keras pada Trump terkait urgensi dan kedudukan kota Al-Quds bagi kaum muslimin. “Aku katakan: Tuan Trump, Al-Quds merupakan garis merah bagi seluruh muslim,” terang Erdogan.

2. Selanjutnya Erdogan akan menyeru masyarakat internasional, dan menyebut langkah Trump itu “Akan terus menumpahkan darah rakyat Palestina, dan pelanggaran hak asasi manusia akan terus berlanjut di sana”.

“Keputusan itu tidak hanya melanggar hukum internasional saja. Melainkan juga menusuk hati nurani,” lanjutnya.

3. Turki sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan menyelesaikan persoalan ini sampai akhir, menurut Erdogan. “Akan mengundang seluruh pimpinan negara anggota OKI untuk menggelar sidang di Istanbul dalam waktu 10 hari mendatang,” imbuhnya.

4. Menurut Erdogan, Turki tidak cukup hanya mengundang pimpinan negara-negara OKI untuk sidang saja. Selain itu, Turki juga akan “menyeru dunia Islam untuk mengorganisir agenda penting, karena peristiwa ini bukan peristiwa biasa-biasa saja.”

5. Terakhir, kata Erdogan, Turki akan terus bergerak maju menghadapi keputusan Trump ini. “Bahkan bisa sampai pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel,” tegasnya. (dakwatuna)

Selengkapnya
Hamas Serukan Besok Sebagai Hari Aksi “Jum’at Marah” Untuk Al Quds

Hamas Serukan Besok Sebagai Hari Aksi “Jum’at Marah” Untuk Al Quds


Hamas Serukan Besok Sebagai Hari Aksi “Jum’at Marah” Untuk Al Quds

KOKOPNEWS.ID - Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyerukan kepada rakyat Palestina dengan segenap faksi-faksi dan kekuatan vitalnya serta para pemuda intifadhah, untuk menjadikan hari Jum’at besok sebagai hari kemarahan melawan penjajah Israel, sebagai penolakan atas tekad pemerintah Amerika untuk memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Al-Quds (Yerussalem) dan pengakuan kota suci ini sebagai Ibu Kota entitas penjajah Israel.

Dikutip dari The Palestinian Information Center, dalam pernyataan pers yang dirilis hari Selasa kemarin (5/12), Gerakan Hamas menegaskan pentingnya rakyat Palestina bergerak ke semua titik sentuh dengan penjajah Israel usai shalat Jum’at untuk menyampaikan suara rakyat bahwa setiap upaya serangan terhadap Al-Quds akan meledakkan situasi melawan penjajah Israel.

Hamas menyerukan para pemuda intifadhah dan perlawanan rakyat Palestina di Tepi Barat untuk menolak keputusan Amerika yang menarget kota suci Al-Quds dengan segala sarana yang memungkinkan. Hamas menyatakan bahwa al-Quds adalah garis merah dan perlawanan rakyat Palestina tidak akan rela serangan terjadi terhadap Al-Quds apapun yang terjadi.

Pada Selasa (5/12) malam, Presiden Amerika Donlad Trump, secara resmi, telah menyampaikan kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas, melalui telepon, soal niatnya untuk memindahkan kedubes Amerika di Tel Aviv ke al-Quds, sebagai bentuk pengakuan Al-Quds sebagai ibukota entitas penjajah Israel, melawan penolakan internasional dan kemarahan luas Palestina terhadap keputusan tersebut. [Seruji]

Selengkapnya
Di Balik Selendang Palestina yang Dikenakan Menteri Retno

Di Balik Selendang Palestina yang Dikenakan Menteri Retno


Di Balik Selendang Palestina yang Dikenakan Menteri Retno

KOKOPNEWS.ID - Di hadapan awak media massa, Menteri Luar Negeri Menlu RI Retno Marsudi  menggunakan selendang Palestina saat menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE), Serpong, Banten, Kamis, 7 Desember 2017.

Hal itu ia lakukan karena ingin menunjukkan dukungan pemerintah dan rakyat Indonesia kepada Palestina setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Saya berdiri di sini memakai selendang Palestina untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia, rakyat Indonesia, yang akan selalu bersama rakyat Palestina, untuk hak-hak mereka. Indonesia akan selalu bersama Palestina," kata Retno.

Uniknya selendang tersebut bukan buatan orang Indonesia. Selendang tersebut adalah buatan para janda di Gaza, hal tersebut merupakan wujud dari komitmen pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Indonesia dan Palestina selalu bersama.

Indonesia mengecam pengumuman Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pengumuman itu disampaikan Trump di Washington DC pada Rabu, 6 Desember 2017, pukul 13.00 waktu setempat atau Kamis pukul 01.00 WIB.

"Kami mengecam pengakuan ini, demokrasi berarti menghormati hukum internasional. Jadi pengakuan tersebut tidak menghormati berbagai resolusi Dewan PBB," ujarnya seperti dilansir Tempo.

Menteri Retno juga menyesalkan Amerika Serikat sebagai negara demokrasi yang telah maju mengambil langkah yang mengancam perdamaian dan berpotensi meningkatkan instabilitas kawasan Timur Tengah. "Sebagai negara demokrasi, Amerika seharusnya tahu apa arti demokrasi," ujarnya. [BersamaDakwah]

Selengkapnya
Menag Lukman Imbau Umat Islam Lakukan Qunut Nazilah, Ada Apa?

Menag Lukman Imbau Umat Islam Lakukan Qunut Nazilah, Ada Apa?


Menag Lukman Imbau Umat Islam Lakukan Qunut Nazilah, Ada Apa?

KOKOPNEWS.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengakuan sepihak tentang Jerusalem sebagai Ibukota Isreal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau, umat beragama untuk memanjatkan doa agar pengakuan sepihak itu dianulir.

“Saya mengimbau umat beragama, khususnya umat Islam, mendoakan agar pengakuan sepihak Amerika Serikat tersebut bisa dianulir oleh AS sendiri,” tegas Lukman usai mendampingi Presiden Joko Widodo menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia terhadap pengakuan sepihak AS di Istana Bogor, Kamis (07/12). 

“Bagi Muslim, lakukan doa tersebut dengan melakukan qunut nazilah pada saat shalat Jumat besok,” imbaunya lagi.

Menurut Lukman, pengakuan sepihak itu sangat disesalkan dan Indonesia menolak tegas setiap upaya pengingkaran atas kesepakatan perdamaian. 

“Amerika mestinya sadar bahwa memindahkan ibukota Israel ke Yerusalem akan menciptakan konflik kian meluas. Kebijakan itu mengusik kedamaian dunia. Setiap umat beragama wajib menolaknya,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan sikap mengecam keras pengakuan sepihak AS tersebut dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. 

Menurut Presiden, pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya serta bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia. 

“Saya dan rakyat Indonesia tetap konsisten untuk terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan UUD 1945,” tegas Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. (Republika)

Selengkapnya
Gara-Gara Trumph, Paus Fransiskus Cemaskan Perdamaian Timur Tengah

Gara-Gara Trumph, Paus Fransiskus Cemaskan Perdamaian Timur Tengah



Gara-Gara Trumph, Paus Fransiskus Cemaskan Perdamaian Timur Tengah

KOKOPNEWS.ID - Paus Fransiskus ikut memberikan suara terkait niatan Presiden Donald Trump yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Kelapa Negara Vatikan itu meminta, agar status quo yang disandang Yerusalem tetap dihormati.

Seperti diwartakan Reuters, Rabu (6/12/2017) Paus mengatakan, keputusan sepihak atau perubahan status Yerusalem dapat memperburuk kondisi di timur tengah. Dia juga khawatir, hal tersebut dapat menyulut konflik dunia.

“Saya membuat sebuah permohonan yang tulus sehingga semua berkomitmen untuk menghormati status quo dari kota itu sebagaimana resolusi yang sesuai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Pemimpin Gereja Katolik ke-266 itu.

Paus Fransiskus meminta dunia untuk menghormati resolusi PBB dimana Yerusalem merpakan kota suci bagi umat Muslim, Kristani hingga Yahudi. 

Paus mengaku, khawatir dengan pernyataan sepihak yang dilontarkan Donald Trump yang menimbulkan polemik dalam beberapa hari terakhir.

Dia berharap, seluruh dunia agar bijaksanaa dan hati-hati dalam memutuskan status kota tersebut. Hal itu, kata dia, harus dilakukan untuk menghindari terciptanya unsur ketegangan baru ke panorama global yang sudah tersesat dan ditandai begitu banyak konflik yang kejam.

Sebelum mengeluarkan komentar, Paus lebih dulu mengadakan pertemuan tertutup dengan warga Palestina yang terlibat dalam dialog antaragama dengan Vatikan. Paus Fransiskus juga sudah berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas terkait masalah tersebut.

“Kondisi utama dialog itu adalah saling menghormati dan komitmen untuk memperkuat rasa hormat tersebut agar hak semua orang dapat terpenuhi dimanapun mereka berada,” katanya.[ts]

Selengkapnya