Jawa Timur Darurat Pil Koplo
Surabaya- Setelah sebelumnya dideklarasikan indonesia darurat narkoba sekarang di Jawa Timur darurat Pil Koplo. Bahkan yang menjadi sasaran tidak hanya orang dewasa tapi juga sudah menyasar pada remaja SMP bahkann SD. Para siswa SMP yang menjadi sasaran ini bukan hanya menjadi pengguna tapi juga banyak yang menjadi jaringan pengedar. Sebagian besar sebagai kurir pengantar. Para bandar memanfaatkan remaja yang masih kelas SMP ini untuk memperluas jaringannya.
Pil Koplo jenis Doble L yang paling banyak diminati oleh anak. Hal ini sebagaimana ditemukan oleh Yayasan Hotline Surabaya, subuah yayasan yang bergerak dibidang perlindungan anak.
Dampak dari mengkonsumsi pil koplo ini sangat besar sekali. Diantaranya anak terjerumus ke dalam seks bebas bahkan sebagian diantaranya hamil diluar nikah dan tentu akan berakibat putus sekolah.
Anak sekolah yang mengkonsumsi pil koplo tingkatannya bervareasi. Ada yang masih coba-coba karena terpengaruh oleh lingkungan ada juga yang sudah sampai pada tingkat kecanduan. Untuk tahap pertama para bandar biasanya memberi secara cuma-cuma namun begitu para korban itu kecanduan disuruh membeli. Untuk anak anak yang masih tingkat SMP tentu tidak terlalu cukup uang. Oleh karenanya mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pil tersebut bahkan dengan cara berhubungan seks sekalipun.
Dikalangan pelajar menukar pil koplo dengan hubungan seks sering disebut TTS (Tubuh Tukar Sabu).Para pengguna perempuan rela berhubungan seks hanya demi mendapatkan pil koplo. Anak-anak yang sudah kecanduan inilah yang dimanfaatkan oleh para bandar untuk dijadikan pengedar dikalangan pelajar. Tentu harapannya disamping agar mudah mendapatkan pil koplo juga dijadikan lahan mendapatkan tambahan uang jajan.
Dari hasil peneletian Hotline Surabaya ditemukan bahwa 80 persen pelajar SMP pernah mengkonsumsi pil koplo double L. Peneletian ini dilakukan sejak 2014 sampai sekarang (2016). Model penelitian melalui pelatihan dan konseling. Saat ini ada 730 murid yang mengikuti pelatihan dari 15 SMP swasta di wilayah Surabaya.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar sudah pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Tentu hal ini membuat kita terperangah. Betapa kita selalu berharap bahwa pelajar kita itu nantinya akan menjadi pribadi yang bisa meneruskan perjuangan bangsa. Tapi dengan banyaknya peredaran pil koplo ditengah-tengah pelajar harapan itu semakin jauh.
Perlu kerjasama semua pihak termasuk pihak sekolah, orang tua, institusi pendidikan dan tentu aparat kepolisian untuk bahu membahu memberantas peredaran obat terlarang ditengah pelajar.