Penjajahan Di Indonesia

KokopNews- Enam puluh sembilan tahun sudah bangsa kita, Indonesia merdeka. Kemerdekaan itu dimulai dari perjuangan para pendiri bangsa dengan seluruh rakyat Indonesia. Tidak kurang dari 350 tahun negara kita  mengalami penjajahan. Namun dengan semangat perjuangan membela tanah air pada tahun 1945 bangsa Indonesia melepaskan diri dari kungkungan penjajah.

Ada empat negara yang pernah menjajah negara kita. Dimulai dari Bangsa Portugis yang sekarang disebut Portugal. Pelaut Portugis bernama  Fransisco Serrao yang berhasil berlayar menuju kepulauan Maluku pada tahun 1512. 

Penjajahan Di Indonesia

Pada tahun yang sama De Abreu melakukan perjalanan ekstradisi dari Malaka menuju Madura, Bali, Lombok dan Banda. Namun karena kapalnya mengalami kebocoran di Banda akhirnya De Abreu memutuskan kembali ke Malaka. Sementara Fransisco Serrao berusaha memperbaiki kapalnya dan melanjutkan perjalanan menuju  Ambon, Ternate dan Tidore. 

Raja Ternate menyambut baik kedantangan bangsa Portugis bahkan mengizinkan Portugis untuk membuat benteng. Pada awalnya memang bangsa Portugis menjalin persahabatan dengan raja Ternate. Namun persahabatan tersebut berakhir karena Portugis menerapkan sistem monopoli dalam perdagangan rempah-rempah. Tidak hanya itu Portugis juga melakukan kristenisasi pada penduduk setempat. 

Adalah Francis Xavier, seorang missionaris yang bertugas menyebarkan agama kristen. Pertama kali dia tiba di Ambon pada tahun 1547. Kemudian melanjutkan perjalanan ke beberapa pulau di kepulauan Maluku dalam rangka menyebarkan agama kristen.

Pada tahun 1570 hubungan baik antara Portugis dan Ternate berakhir. Sebagai akibat dari berakhirnya hubungan baik tersebut Portugis harus angkat kaki dari Ternate karena mengalami kekalahan dalam perang selama lima tahun dengan Sultan Babullah dan akhirnya Portugis terusir ke Tidore dan Ambon.

Di Ambon Portugis mendapati perlawanan sengit dari rakyat. Kesempatan ini dibaca oleh Belanda yang juga sangat tertarik untuk menjajah Indonesia. Pada tahun 1605 portugis dipaksa mundur oleh Belanda dan menyerahkan pertahananya di Ambon dan Tidori pada Belanda. 

Sebelumnya Sultan Ternati meyerukan pada rakyat Ternate untuk berperang mengusir Portugis dari Maluku dengan dipimpin oleh Sultan hairun. Namun karena diperdaya oleh Portugis Sultan Hairun Meningal.Selanjutnya perang dipimpin oleh Sultan Babullah dan berhasil mengalahkan Portugis.

Selain itu Spanyol juga pernah menjajah Indonesia tepatnya di wilayah Sulawesi Utara. Bangsa Spanyol memanfaatkan konflik antara Ternate dan Tidore untuk meraup keuntungan. Daerah Ternate  menjadi pusat perhatian Portugis, sementara Spanyol Spanyol memusatkan perhatiannya di Tidore. Persaingan sengit pun terjadi di daerah Maluku. 

Kedatangan Spanyol ke indonesia

Spanyol melakukan koalisi dengan Tidore untuk memrangi Ternate yang dibekingi oleh Portugis. Peperangan pun tak terelakkan antara Ternate dan Tidore. Dalam peperangan ini Tidore mengalami kekalahan sehingga memaksa Spanyol untuk menyerahkan pertahanannya pada Portugis. 

Sadar atas kerugian yang dialami sebagai akibat dari peperangan tersebut akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Saragosa. Isi perjanjian tersebut adalah Spanyol harus angkat kaki dari Maluku dan sebagai gantinya diserahkanlah Filipina kepada Spanyol.

Pasca hengkangnya Spanyol dari Maluku Portugis semakin terlihat untuk melakukan monopoli perdaganagn di daerah Maluku. Sehingga membuat Raja dan rakyat Ternate menentang kebijakan tersebut.

Pertentangan rakyat dan raja Ternate terhadap Portugis dimanfaatkan oleh belanda untuk mengusir Portugis dari Maluku.

Belanda menjajah Indonesia dimulai dari tahun 1565. Melalui Banten dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtman Belanda berhasil memasuki Indonesia. Pada ekspedisi pertama ini Cornelis berhasil meraup keuntungan rempah-rempah untuk Belanda. Walaupun banyak memakan korban jiwa di pihaknya dan dianggap gagal namun setidaknya kedatangan Cornelis memberi jalan bagi Belanda untuk penjajahan lebih lanjut.

Pada tahun 1602 Belanda membentuk perserikatan yang diberi nama VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) yang berpusat di Banten. Tujuan dari dibentuknya perserikatan tersebut untuk menguasai kerajaan-kerajaan serta pelabuhan penting di Indonesia,  Mengurangi persaingan antara pedagang Eropa dengan Belanda dan Memonopoli perdagangan.

VOC sebagai wakil Belanda di Indonesia (dulu Hindia Belanda) diberi hak untuk  seperti mencetak uang sendiri, memiliki tentara, mengangkat pegawai, , menduduki daerah asing,  membentuk pengadilan dan melakukan perjanjian dengan raja-raja pribumi. 

Sikap VOC kepada rakyat pribumi sama sekali tidak ramah. Rakyat seringkali mengalami penindasan oleh VOC. VOC seringkali membuat kebijakan yang tidak pro rakyat. Bahkan sedikit demi sedikit berusaha mencampuri urusan kerajaan di Indonesia. Tentu rakyat marah atas perlakuan VOC tersebut. Di berbagai daerah rakyat melakukan perlawan. Sehingga pada tahun 1799 VOC mengalmi kemunduran dan akhirnya dibubarkan oleh pemerintah sejak Belanda kalah dari Prancis. Mulai saat itu Indonesia berada pada kekuasaan Belanda secara langsung dengan menunjuk seperti Daendels dan  Johannes van den Bosch sebagai gubernur jendral.

Pasca pembubaran VOC tersebut penjajahan Belanda tidak berhenti. Rakyat pribumi semakin tersiksa dan sengsara. Belanda   melakukan sistem tanam paksa  (cultur stelsel). Dalam sistem ini setiap desa ahrus memberikan sebagian tanahnya untuk ditanami komiditi ekspor khususnya tebu, kopi dan nila. Hasil tanaman akan dijual ke pemerintah kolonial.

Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung lama. Tidak kurang dari 350 tahun Belanda menjajah Indonesia. Hengkangnya Belanda dari Indonesia dikarenakan kekalahannya pada Jepang. Berakhirnya penjajahan Belanda ditandai dengan perjanjian Kalijati pada tahun 1942. Pada tahun inilah Jepang mengawali pendudukannya di Indonesia menggantikan Belanda.

Pada Perang Dunia II Jepang tergolong negara terkuat. Tujuan mendapatkan rempah-rempah dari bumi Indonesia yang mendorong untuk menjajah. Pada awalnya Jepang disambut dengan baik oleh rakyat Indonesia. Karena perlakuannya pada rakyat tidak seperti Belanda yang kejam. 

Namun, perlakuan manis tersebut tidak berselang lama. Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda yang bejat. Semboyan yang pernah diucapkan Jepang bahwa Indonesia adalah saudara hanyalah semboyan yang terucap di mulut saja. Sementara pada kenyataannya rakyat lebih menderita dibawah penjajahan Jepang. Usia penjajahan Jepang tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua tahun.


Berakhirnya penjajahan Jepang tersebut dikarenakan kekalahan Jepang pada sekutu dengan jatuhnya bom ataom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus1945. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh  rakyat Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Mulai saat itulah berdiri Negara Indonesia setelah melalui perjuangan panjang.

Salam Merdeka!!!!

Tulis email anda untuk berlangganan update berita gratis: