Menulis Itu Bukan Bakat Tapi Latihan Yang Banyak
Gambar : Pixabay |
Untuk bisa menjadi penulis handal memerlukan latihan. Bentuk latihan ini tentu berbeda-beda tergantung dari individunya. Ada sebagian orang menggunakan teknik latihan menulis bebas.
Menulis bebas adalah teknik menulis dengan cara menuliskan semua ide yang ada di otak sampai habis. Penggunaan teknik ini tidak memperhatikan teori menulis yang ada di buku-buku. Karena teknik ini menekankan pada mengeluarkan semua ide dan unek-unek kedalam bentuk tulisan.
Setelah semua isi otak tersebut tetuang baru diadakan editing terhadap tulisan yang ada. Kesalahan yang ada pada tulisan tersebut diperbaiki termasuk kesalahan penggunaan kalimat, tanda titik dan koma dan lain sebagainya.
Menulis bebas adalah teknik menulis dengan cara menuliskan semua ide yang ada di otak sampai habis. Penggunaan teknik ini tidak memperhatikan teori menulis yang ada di buku-buku. Karena teknik ini menekankan pada mengeluarkan semua ide dan unek-unek kedalam bentuk tulisan.
Setelah semua isi otak tersebut tetuang baru diadakan editing terhadap tulisan yang ada. Kesalahan yang ada pada tulisan tersebut diperbaiki termasuk kesalahan penggunaan kalimat, tanda titik dan koma dan lain sebagainya.
Teknik ini sangat cocok digunakan penulis pemula yang masih bingung cara mengungkapkan ide. Penulis pemula biasanya mengalami kesulitan mencari ide menulis. Walaupun ide yang akan ditulis itu berada di sekeliling kita akan tetapi penulis pemula kerepotan menemukannya. Bahkan ketika ide itu muncul penulis pemula masih mengalami kesulitan yaitu bagaimana menuangkan ide tersebut kedalam bentuk kalimat. Pada tahap inilah menulis bebas itu menemukan relevansinya.
Dengan teknik ini diharapkan, penulis pemula tidak lagi kerepotan dengan masalah sulitnya menuangkan ide, karena yang harus dia lakukan adalah pokoknya semua yang berada di otaknya diuangkapkan semua.
Tentang bagaiamana cara mengungkapkan ide tersebut tidak perlu muluk-muluk. Yang penting tulis semua yang ada di otaknya, sebanyak apapun sampai isi otaknya betul-betul habis. Ketika sudah habis berheti sejenak, kemudian membaca kembali hasil tulisan tersebut.
Dengan teknik ini diharapkan, penulis pemula tidak lagi kerepotan dengan masalah sulitnya menuangkan ide, karena yang harus dia lakukan adalah pokoknya semua yang berada di otaknya diuangkapkan semua.
Tentang bagaiamana cara mengungkapkan ide tersebut tidak perlu muluk-muluk. Yang penting tulis semua yang ada di otaknya, sebanyak apapun sampai isi otaknya betul-betul habis. Ketika sudah habis berheti sejenak, kemudian membaca kembali hasil tulisan tersebut.
Hasil tulisan tersebut sudah bisa dipastikan amburadul, tata urutan tulisan tidak nyambung, penggunaan titik-koma yang tidak tepat dan kesalahan-kesalahan yang lain. Namun tidak perlu berkecil hati karena untuk sementara kita sudah dianggap berhasil membuat tulisan sejelek apapun tulisan itu tetap sangat berharga karena bagaimanapun juga itu adalah hasil dari jerih payah yang perlu dihargai.
Ketika sudah berhasil membuat tulisan maka tahap selanjutnya lakukan latihan seperti ini secara kontinyu. Jangan tergoda dengan masalah teori karena akan membuat kita malas dan berhenti berlatih. Yang perlu digalakkan untuk tahapa awal adalah menulis sebanyak-banyaknya. Dengan seiring berjalannya waktu kualitas tulisan kita akan semakin baik dengan sendirinya.
Agar latihan menulis kita terarah dan mempunyai target buatlah tulisan degan jumlah 300 atau 500 kata atau satu lembar perhari. Bila mampu silahkan tambah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Lakukan ini setiap hari tanpa putus. Ketika satu hari libur usahakan untuk menggantinya. Hal ini agar mendorong kita untuk tetap istikomah menulis setiap hari.
Cara ini terbukti ampuh digunakan untuk penulis yang masih belajar dari nol. Dan jangan lupa untuk membaca setiap hari karena membaca banyak manfaatnya. Disamping untuk menambah wawasan juga bisa memperkaya kosa kata yang kita miliki.
Membaca merupakan rukun bagi penulis. Tanpa membaca mustahil bisa menulis. Oleh karenanya ketika kita bertekad belajar menulis maka membaca merupakan suatu keharusan.
Membaca merupakan rukun bagi penulis. Tanpa membaca mustahil bisa menulis. Oleh karenanya ketika kita bertekad belajar menulis maka membaca merupakan suatu keharusan.