Timses Jokowi Nilai Pidato Prabowo Tiru Trump, Angkat Contoh Dramatis Tanpa Data

Timses Jokowi Nilai Pidato Prabowo Tiru Trump, Angkat Contoh Dramatis Tanpa Data

KOKOPNEWS.ID - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengomentari Pidato Kebangsaan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Menurutnya, apa yang disampaikan mantan Danjen Kopassus itu miskin gagasan baru.

"Tidak ada yang baru dari pidato visi misi Prabowo malam ini. Dua jam membaca telepromter, hanya dipenuhi retorika tapi tetap klise, miskin gagasan segar," ujar Ace melalui keterangan pers, Selasa (15/1).

Politikus Golkar itu melihat Prabowo hanya mengandalkan stategi "our brand is crisis" alias melihat kondisi negara dalam kacamata krisis. Prabowo, lanjut Ace, ingin menampilkan diri sebagai juru selamat.

"Penggambaran situasi seperti itu mengingatkan kita pada pidato Donald Trump. Prabowo terlihat berupaya menjiplak Donald Trump dalam pemilu AS dengan mengaduk-aduk sentimen dan emosi. Dengan mengangkat contoh-contoh dramatis tapi tidak disertai data dan fakta yang akurat," jelasnya.

Terkait tawaran program, Prabowo juga dinilai tak memiliki gagasan asli. Ace mengatakan janji-janji yang Prabowo sampaikan sudah dikerjakan Jokowi. Belum lagi, lima fokus dan agenda aksi Prabowo, menurutnya, menjiplak Jokowi.

"Semua yang disampaikan mulai stabilisasi harga, pembukaan lapangan kerja, penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan, penguatan BUMN sebagai agen pembangunan, menjaga iklim usaha, infrastruktur yang bermanfaat, kepastian hukum pada Ojol, pembenahan tata kelola BPJS, revitalisasi industri, semua sudah dikerjakan oleh Pak Jokowi. Jadi tidak ada yang baru," kata dia.

Ace melihat Prabowo memainkan retorika karena lagi-lagi soal utang diangkat. Padahal di era Jokowi, hutang digunakan untuk agenda produktif.

"Dibalik retorika, semua menunggu apa yang membedakan program Prabowo dengan apa yang sudah dikerjakan Jokowi. Prabowo juga tidak menyampaikan bagaimana caranya. Jadi, dua jam Prabowo berpidato justru hanya mempromosikan apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi," kata dia.

Ace menilai Prabowo berparadoks dalam pidatonya itu, seperti menuduh persekusi tapi pendukungnya melakukan persekusi. Serta meminta pendukungnya tidak menghujat tapi pendukungnya melakukan fitnah ke Jokowi.

"Berteriak soal bhinneka tunggal ika tapi membiarkan setiap hari pendukungnya menebar kebencian pada Jokowi dan kelompok yang berbeda. Malam ini pidato itu justru menampilkan paradoks Prabowo," imbuhnya.

Selain itu, lagi-lagi Prabowo melakukan tuduhan serius terhadap penyelanggaraan pemilu. Prabowo, kata Ace, seperti melihat TNI, Polri dan intelijen negara tidak netral. Indikasi itu mirip dengan pernyataan-pernyataan anak buah Prabowo yang seperti menuding KPU tak netral.

"Apakah ini semakin memperkuat indikasi bahwa Prabowo sedang ingin mendegitimasi pemilu sebagai cara merespon kekalahan? Dengan mengangkat kecurangan dan ketidaknetralan KPU dan aparat keamanan. Hal ini jelas manuver yang berbahaya bagi jalannya proses demokrasi di negara kita," pungkasnya. [merdeka]

Tulis email anda untuk berlangganan update berita gratis: