Menulis Status Di Facebook Modal Besar Menjadi Penulis
KokopNews, Menulis Status Di Facebook Modal Besar Menjadi Penulis - Jika ada niat dan mau berlatih semua orang bisa menulis. Syarat menulis hanya dua yaitu bisa membaca dan menulis. Di sekolah dasar kita sudah diajari bagaimana caranya membaca dan menulis. Saya yakin anda masih ingat dulu waktu di sekolah dasar diajari membaca tulisan Ini Bapak Budi / Ini Ibu Budi berikut menuliskannya. Itu artinya kita semua sudah mempunyai bekal untuk terjun di bidang penulisan.
Hanya saja dua prasyarat tadi perlu ditindaklanjuti dengan latihan merangkai kata secara rutin. Hal ini bukan perkara sulit karena setiap hari kita membuat status yang dipublish di media sosial. Kalau dihitung semenjak kita mempunyai akun Facebook, Twitter atau yang lainnya sampai sekarang sudah puluhan atau bahkan ribuan status yang kita buat. Semua itu menunjukkan bahwa kita sebenarnya mempunyai bakat menulis. Kalau tidak punya bakat tentu kita tidak bisa menghasilkan tulisan sebanyak itu.
Walaupun tulisan yang kita buat di media sosial tersebut hanya berupa curhat, kegiatan sehari-hari atau topik ringan lainnya setidaknya itu memberi bukti bahwa kita sangat terbiasa melakukan aktivitas merangkai kata tersebut. Kebiasaan menulis di media sosial sebagai langkah awal menuju tangga selanjutnya.
Untuk menuju pada tahap selanjutnya kebiasaan menulis status yang biasanya hanya beberapa kalimat maka sedikit demi sedikit kita tambah jumlah kalimatnya. Semisal kita menulis status di Facebook tentang kegalauan disebabkan suatu hal yang biasanya hanya berupa kalimat singkat mulai sekarang coba menuliskannya lebih panjang.
Status di media sosial yang kita buat itu masih berupa topik yang perlu dijabarkan. Seperti yang telah disebut diatas kita menulis status di facebook tentang kegalauan karena baru saja di PHP-in seorang cowok, maka topik ini bisa kita tulis lebih panjang. Semisal kita menulis tanda-tanda cowok yang suka memberi harapan palsu. Karena sudah pernah dekat dengan cowok yang suka memberi harapan palsa maka sedikit banyak kita mengetahui ciri dan tandanya. Tinggal apa yang kita ketahui tersebut dituliskan agar menjadi perhatian bagi cewek lain.
Kebiasaan seperti ini terus kita lakukan setiap hari. Jika sewaktu-waktu kita tidak mempunyai ide yang akan ditulis di media sosial kita bisa melihat Beranda dan membaca status teman-teman yang lain. Dari sekian banyak status yang mampir di Beranda kita bisa menemukan topik untuk dijadikan tulisan. Tentu bukan tulisan yang panjang karena kita baru saja belajar. Maka dalam tahap ini kita tidak perlu memaksakan menulis panjang karena akan menyulitkan yang pada akhirnya timbul perasaan bahwa menulis itu sulit.
Jadi, untuk tahap pemula tanamkan pada diri sendiri bahwa menulis itu mudah karena menulis tidak jauh berbeda dengan aktivitas membuat status di media sosial. Hanya bedanya kalau menulis dalam arti membuat artikel jumlah kalimatnya banyak dan terstruktur sedangkan dalam membuat status kebanyakan hanya berupa intinya saja. Namun kebiasaan nyetatus ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan cara membiasakan diri menulis yang agak panjang dari biasanya.
Selanjutnya untuk mengasah kemampuan menulis tentu tidak ada cara yang paling ampuh kecuali melakukannya sesering mungkin. Setiap hari diusahakan membuat tulisan walaupun sedikit. Sesuatu yang banyak pasti dimulai dari yang sedikit. Seperti kata pepatah: Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Aktivitas menulis ini sangat erat kaitannya dengan kebiasaan. Lancar tidaknya kita menuangkan ide tergantung seberapa besar kebiasaan kita melakukannya. Oleh karenanya, asumsi bahwa menulis itu ditentukan oleh bakat sangat tidak tepat. Bahkan bermodal bakat saja tidak mungkin bisa menulis begitu juga sebaliknya, orang yang dilahirkan tanpa bakat menulis sangat mungkin menjadi penulis. Intinya, bisa karena terbiasa, bagitu kata orang.
Walhasil, menulis itu mudah, siapapun bisa melakukannya. Kebiasaan membuat status di media sosial merupakan modal besar untuk menjadi penulis. Maka selayaknya kita buang jauh-jauh perasaan bahwa menulis itu sulit. Tidak ada perkara sulit kalau dilakukan dengan konsisten.