Ramadan Adalah Momen Tapat Untuk Taubat
KokopNews- Bulan ramadan sebentar lagi meninggalkan kita. Bulan yang penuh ampunan ini akan membuat kita menyesal kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Puasa, tarawih, baca al-Quran dan memperbanyak amalan sunnah adalah amalan yang mestinya dilakukan di bulan penuh rahmat ini.
Tidak hanya itu, bulan ramadan adalah bulan latihan menahan diri dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Menfitnah, menggunjing, membicarakan aib orang lain, membiarkan nafsu bebas melakukan kehendaknya mesti dihindari pada bulan yang hanya sekali dalam setahun ini.
Maka, apabila sebelumnya kita selalu melakukan hal-hal yang melanggar syariat dengan cara meninggalkan kewajiban atau melanggar larangan agama, pada bulan inilah kesempatan kita untuk kembali pada jalan yang benar.
Jika pada bulan ramadan ini kita bisa memperbanyak amalan ibadah maka besar kemungkinan pada bulan-bulan setelahnya kita relatif menjadi orang baik.
Menjadi orang baik tentu menjadi harapan semua manusia tak terkecuali orang yang terlanjur masuk ke dalam lembah kemaksiatan. Pada dasarnya mereka yang berlumur dosa tidak mempunyai ketengan batin. Ingin rasanya mereka kembali pada fitrah kemanusiaannya. Hanya saja karena mereka sudah terlalu jauh masuk pada lembah kemaksiatan itu maka mereka bingung bagaimana cara kembali pada jalan kebenaran.
Nah, bagi orang yang dalam hidupnya banyak melakukan dosa sebaiknya mulai saat ini berhenti. Mulailah meninggalkan kemaksiatan yang membuatnya jauh dari Allah. Tidak ada untungnya jadi orang tidak baik. Di dunia dia hanya menjadi orang yang tidak tentram apalagi nanti di akhirat, keadaannya jauh lebih sengsara dibanding dengan kehidupan di dunia.
Momen ramadan ini adalah kesempatan bagi umat islam untuk berlomba dalam kebaikan. Bagi yang sudah baik selayaknya membuat pribadinya semakin baik. sedangkan bagi yang belum baik seharusnya memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Perbuatan dosa yang sudah sering dilakukan tentu tidak mudah untuk ditinggalkan. Apalagi hanya dalam waktu satu bulan. Namun kalau ada kemauan kuat disertai dengan aksi nyata bertaubat pada Allah sebesar apapun dosa yang dilakukan pasti akan diampuni oleh Allah.
Yang terpenting bagi kita bukan banyaknya dosa yang dilakukan akan tetapi keinginan memulai menjadi orang baik inilah yang sangat penting. Dalam menerima taubat Allah SWT tidak melihat besar kecilnya dosa yang dilakukan seorang hamba. Sebesar apapun dosa yang sudah diperbuat dengan kehendaknya bisa saja Allah mengampuni. Tidak ada yang sulit bagi Allah karena Ia adalah tuhan segala alam.
Yang harus dilakukan pertama kali oleh mereka yang ingin kembali kepada Allah adalah dengan cara menyesali semua perbuatan nista yang pernah dilakukan. Kewajiban ibadah yang pernah ditinggalkan dibayar sedikit demi sedikit. Bagitu pula dosa yang berkaitan dengan hak-hak orang lain ditunaikan. Seperti misalnya dia pernah merampok harta orang lain. Maka harta yang pernah dirampok tersebut dikembalikan pada pemiliknya.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan saya paparkan tatacara bertaubat pada Allah SWT. Pertama syarat taubat adalah menyesali dosa yang diperbuat disertai dengan komitmen untuk tidak mengulanginya lagi. Menyesal ini tidak cukup hanya dimulut saja akan tetapi harus tulus dari hati ingin betul-betul kembali pada Allah.
Kedua, jika dosa yang pernah diperbuat ada hubungannya dengan hak orang lain, maka hak tersebutr harus dikembalikan pada yang bersangkutan. Semisal pernah mengambil harta orang lain maka harta tersebut dikembalikan pada pemiliknya. Jika pemiliknya tidak diketahui maka hak tersebut diserahkan pada orang adil untuk disalutrkan pada kemaslahatan orang islam seperti masjid, madrasah, pesantren dan lain-lain.
Kedua, jika dosa yang pernah diperbuat ada hubungannya dengan hak orang lain, maka hak tersebutr harus dikembalikan pada yang bersangkutan. Semisal pernah mengambil harta orang lain maka harta tersebut dikembalikan pada pemiliknya. Jika pemiliknya tidak diketahui maka hak tersebut diserahkan pada orang adil untuk disalutrkan pada kemaslahatan orang islam seperti masjid, madrasah, pesantren dan lain-lain.
Taubat sebenarnya tidak mengenal waktu, kapan saja boleh melakukan taubat. Namun jika sebelumnya tidak mempunyai kesempatan bertaubat maka pada bulan ramadan ini adalah kesempatann yang tepat untuk melakukannya. Jika bulan ramadan ini tidak digunakan dengfan sebaik-baiknya maka akan tambah sulit nanti kalau bulann ramadan sudah selesai.
Dosa adalah perbuatan hina. Jika terus dipupuk maka akan membuat kita semakin sulit kembali pada jalan yang benar. Taubat dari dosa adalah hidayah dari Allah. Tapi kita tidak tahu siapa saja yang mendapat hidayah dari Allah. Oleh karenanya, hidayah itu harus kita jemput. Memang ada sebaian kejadian dimana ada orang kembali ke jalan yang benar melalui cara yang tidak disengaja. Akan tetapi yang seperti itu jarang adanya. Untuk bertaubat jangan nunggu hidayah dari Allah karena hidayah itu tidak tampak dan tidak ada yang tahu kecuali sang pemberi hidayah itu sendiri.
Sebagai makhluk yang banyak kekurangan kita harus mencari hidayah itu dengan cara melatih diri menerima kebenaran dan berusaha mempraktekkannya. Berusaha mencari, menerima dan mengamalkan kebenaran ini adalah tanda bahwa kita mendekati hidayah Allah.
Oleh karenanya, mari kita manfaatkan bulan ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Caranya adalah memperbanyak amal baik seperti shalat sunnah, menyantuni orang fakir-miskin, meninggalkan kebiasaan nmemfitnah, menggunjing, membicarakan aib orang dan lain-lain. Dengan begitu maka kita termasuk orang yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik yang berhak atas surgaNya kelak di akhirat. Amin.