Hambatan Yang Sering Dialami Dalam Menulis Dan Cara Mengatasinya
Gambar : pixabay |
Menulis adalah pekerjaan yang sulit kalau tidak diiringi dengan tekad yang kuat. Namun juga tidak sesulit yang dibayangkan kebanyakan orang kalau ada kemauan dan mau berlatih setiap hari.
Menulis sama halnya dengan belajar berjalan untuk anak kecil. Kalau kita perhatikan anak kecil yang belajar berjalan, ia akan mengalami kesulitan untuk berdiri. Setelah mencoba terus akhirnya ia bisa berdiri dan mulai bisa melangkahkan kaki walaupun sering terjatuh.
Besoknya iya mencoba lagi hingga ia bisa berjalan seidikit demi sedikit dan seiring perjalanan waktu ia mulai lancar berjalan. Kemampuan berjalan untuk anak kecil ini tidak didapatkan secara spontan akan tetapi melalui tahap latihan yang melelahkan.
Menulis sama halnya dengan belajar berjalan untuk anak kecil. Kalau kita perhatikan anak kecil yang belajar berjalan, ia akan mengalami kesulitan untuk berdiri. Setelah mencoba terus akhirnya ia bisa berdiri dan mulai bisa melangkahkan kaki walaupun sering terjatuh.
Besoknya iya mencoba lagi hingga ia bisa berjalan seidikit demi sedikit dan seiring perjalanan waktu ia mulai lancar berjalan. Kemampuan berjalan untuk anak kecil ini tidak didapatkan secara spontan akan tetapi melalui tahap latihan yang melelahkan.
Begitu juga dengan menulis, untuk permulaannya memang sangat sulit. Ada saja hambatan yang membuat orang putus asa untuk menulis. Hambatan yang biasanya menghampiri penulis pemula adalah tidak ada ide yang mau ditulis. Setelah ide tersedia pun penulis pemula masih saja mempunyai hambatan yaitu tidak bisa melanjutkan tulisan karena miskinnya kosa kata yang akan dijadikan untuk menyusun tulisan.
Melihat hambatan yang sering menghampiri penulis pemula tersebut, saya tertarik untuk membahasnya agar bisa dijadikan bekal untuk penulis pemula dalam mengarungi dunia belajar menulis. Hambatan yang pertama yang sering muncul pada penulis pemula adalah tidak adanya ide.
Ide sebenarnya sudah ada disekitar kita. Ide untuk dijadikan bahan tulisan tidak harus sesuatu yang wah dan aktual. Ide bisa kita dapatkan dari apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasa. Semua itu bisa dijadikan ide untuk memulai menulis. Misalnya kita sedang melihat pengemis dijalanan. Ide ini langsung kita tulis dari berbagai sudut pandang.
Gambar : pixabay |
Untuk hambatan yang kedua yaitu kesulitan menuntaskan tulisan disebabkan tidak mempunyai banyak kosa kata yang akan digunakan untuk merangkai kalimat menjadi pragraf.
Untuk mengatasi ini mudah sekali. Ide yang sudah kita dapat langsung ditulis dan untuk pengembangannya mengikuti apa yang ada di otak kita. Dengan kata lain apapun yang ada di otak kita yang berkaitan dengan ide tersebut terus tuangkan dalam tulisan tanpa memperdulikan sususan dan teori tentang menulis.
Untuk mengatasi ini mudah sekali. Ide yang sudah kita dapat langsung ditulis dan untuk pengembangannya mengikuti apa yang ada di otak kita. Dengan kata lain apapun yang ada di otak kita yang berkaitan dengan ide tersebut terus tuangkan dalam tulisan tanpa memperdulikan sususan dan teori tentang menulis.
Bagi penulis pemula jangan dulu memikirkan teori dan susunan tulisan. Teruslah menulis walaupun kalau dilihat dari segi teori tulisan yang kita hasilkan tidak berkesesuaian. Memang teori menulis adalah ukuran apakah sebuah tulisan sudah benar atau belum. Akan tetapi untuk pemula memikirkan teori justru akan membuatnya tidak kunjung bisa menyelesaikan tulisan.
Dan akibat yang paling parah dia akan putus asa sehingga kehilangan motivasi yang pada gilirannya akan berhenti menulis. Oleh karenanya yang terpenting bagi pemula bukanlah teori akan tetapi langsung praktek.
Dan akibat yang paling parah dia akan putus asa sehingga kehilangan motivasi yang pada gilirannya akan berhenti menulis. Oleh karenanya yang terpenting bagi pemula bukanlah teori akan tetapi langsung praktek.
Hal ini juga sering saya alamai pada saat saya belajar menulis. Namun saya menulis terus menerus sambil mematahkan hambatan yang ada pada diri saya dan alhamdulillah saat ini saya mulai terbiasa menulis tanpa ada kendala yang berarti.