Tampilkan postingan dengan label NASIONAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NASIONAL. Tampilkan semua postingan
TKN: Semakin Banyak Deklarasi Dukungan untuk Jokowi-Maruf

TKN: Semakin Banyak Deklarasi Dukungan untuk Jokowi-Maruf

TKN: Semakin Banyak Deklarasi Dukungan untuk Jokowi-Maruf

KOKOPNEWS.ID - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Erick Thohir semakin optimistis pasangan capres-cawapres nomor urut 01 bisa memenangkan Pilpres 2019. Salah satu hal yang menumbuhkan optimisme adalah semakin banyaknya deklarasi dukungan untuk Jokowi-Maruf, dari berbagai pihak.

Erick menuturkan, terdapat 700-an deklarasi yang menyatakan dukungan untuk Jokowi dari berbagai kalangan di berbagai daerah Indonesia. Bahkan, ratusan dukungan itu kerap dilakukan tanpa koordinasi ke TKN. "Satu TKN tidak mungkin mengorganisasi satu deklarasi, karena deklarasi itu yang mengadakan relawan. Yang namanya deklarasi itu mayoritas itu gitu aja, yang koordinasi ada, tapi 70 persen itu tidak ada. DNA-nya seperti itu," kata Erick di Pejaten, Jakarta, Rabu (30/1).

Meski banyak yang tak dikoordinasikan dengan TKN, kata Erick, hal itu bukan berarti memberikan kerugian bagi kubu Jokowi. Hal ini, menurutnya justru menunjukkan sifat para pendukung Jokowi yang meluas dari berbagai kalangan. Erick menyebut pola dukungan ini berbeda dengan pola pendukun paslon 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno yang ia sebut lebih struktural dan terbaca.

Selain itu, lanjut Erick, TKN juga berupaya 'menguasai' media massa maupun media sosial. Erick menyatakan, pendekatan pada media massa merupakan upaya TKN semakin menyosialisasikan program Jokowi Ma'ruf pada masyarakat. Hal ini dilakukan dengan kunjungan ke berbagai media, misalnya kunjungan ker Republika pada Rabu (30/1).

Erick juga mengatakan, TKN terus berusaha melayani media massa yang membutuhkan informasi dari TKN. Hal ini, kata Erick, terbukti berdampak positif. "Mayoritas media itu baik ke saya, baik ke saya baik ke TKN dan saya apresiasi, kenapa, karena media pasti punya check and balance dibandingkan individu," kata Erick.

Kemudian, lanjut Erick, TKN juga optimistis memenangi pilpres atas tren positif di media sosial. Erick mencontohkan, di Twitter, menurutnya hampir 60 persen menunjukkan dukungan pada Jokowi. Dukungan itu ditunjukkan dari unggahan, likes, reply maupun komentar-komentar di media sosial. Untuk itu, kata Erick, pihaknya pun terus melakukan pengembangan di berbagai platform media sosial. Pengembangan itu, kata Erick dilakukan dari segi konten.

"Ini terus kita perbaiki," ucap Erick.

Erick menambahkan, saat ini, sedang mengampanyekan visi dan misi paslon pada masyarakat. Dalam hal ini, TKN terus melakukan upaya dengan berdasarkan data dan fakta. Erick tidak mau bila kampanye dilakukan melalui fitnah dan kebohongan. "TKN ofensif berdasarkan data dan fakta, bukan fitnah," ujarnya menegaskan. [republika]
Selengkapnya
TKN: Ada SandiwaraUno Jilid 2

TKN: Ada SandiwaraUno Jilid 2

TKN: Ada SandiwaraUno Jilid 2

KOKOPNEWS.ID - Calon wakil presiden Sandiaga Uno dinilai kembali bersandiwara saat berbincang dengan lelaki berlumur lumpur yang disebut-sebut korban banjir di Makasar. Sebab, lelaki itu hanya belumur lumpur pada bagian depan.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin, Hasto Kristiyanto menanggapi foto yang beredar di media sosial. Hasto menilai, Sandiaga kembali membuat sandiwara baru saat kampanye.

"Itu Sandiwara Uno. Berdasarkan laporan yang kita terima (Sandiwara Uno) jilid II," kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Januari 2019.

Dalam foto itu, Sandiaga menyapa lelaki yang disebut sebagai korban banjir. Orang itu terlihat berlumuran lumpur di bagian badan depan. Namun di foto yang lain terlihat bagian belakang orang tersebut sangat bersih. Tak lama, #KembaliSandiwaraUno pun bermunculan usai foto itu beredar.

Hasto meyakini ramainya #KembaliSandiwaraUnolantaran masyarakat sudah cerdas, membedakan mana yang drama dan bukan. Cara-cara seperti itu, ucap Hasto, tak akan dilakukan TKN Jokowi-Amin untuk sekadar mencari perhatian.

"Rakyat melihat mana yang tangisan beneran mana lumpur kerja keras dan lumpur sandiwara. Kami (TKN) tidak suka playing victim," ucap Hasto. [Medcom]
Selengkapnya
Alumni Gontor Dukung Jokowi-Ma'ruf, TKN: Gerakan Moderasi Islam Makin Kokoh

Alumni Gontor Dukung Jokowi-Ma'ruf, TKN: Gerakan Moderasi Islam Makin Kokoh

Alumni Gontor Dukung Jokowi-Ma'ruf, TKN: Gerakan Moderasi Islam Makin Kokoh

KOKOPNEWS.ID - Gerakan moderasi atau wasathiyah Islam menjadi solusi bagi problematika peradaban dunia agar tidak terjebak pada radikalisme, fundamentalisme, dan ekstremisme. 

Poros ini menjadi arus utama yang akan memberikan harapan bagi dunia yang aman, damai, sejahtera, dan berkeadilan.

Gontor dengan ribuan alumninya memiliki peran strategis dalam memperkuat gerakan moderatisme Islam yang mendakwahkan Islam yang toleran, damai, dan memperkuat NKRI.

Demikian dikatakan Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Maman Imanulhaq saat deklarasi Gontorian For NKRI (GANKRI) bagi pasangan Jokowi Amin di Rumah Kerja Relawan (Rumker) Jalan Veteran 1 Nomor 23 Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

“Atas nama TKN, saya sangat gembira dengan dukungan alumni Gontor kepada Jokowi Kiai Maruf. Ini akan menambah semangat bagi gerakan moderasi Islam di Indonesia dalam kepemimpinan Jokowi Amin 2019-2024,” kata Maman yang disambut gema takbir dan pekik merdeka.

Koordinator G4NKRI, Ruchul Ma’ani mengatakan, sikap dan pilihan politik yang diambil ini sama sekali tidak mewakili Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Sebab, pesantren tersebut merupakan Lembaga Pendidikan yang telah berkomitmen untuk tidak melibatkan diri dalam percaturan politik dan dukungan praktis terhadap calon tertentu sesuai dengan motto “berdiri di atas dan untuk semua golongan”.

Sikap dan pilihan politik G4NKRI ini adalah bentuk ijtihad politik sebagian alumni Gontor yang meyakini bahwa Jokowi dan Ma’ruf Amin adalah pasangan umara dan ulama yang ideal untuk memimpin Indonesia.

“Kami melihat dan merasakan Presiden Jokowi yang dinilai telah menunjukkan prestasi-prestasi yang dapat dirasakan langsung oleh kebanyakan masyarakat dan memiliki rekam jejak yang dianggap bisa mewakili kepentingan umat Islam,” kata Ruchul. [okezone]
Selengkapnya
Erick Thohir: Bicara Pakai Data, Rakyat Tidak Mau Dipimpin Pembohong

Erick Thohir: Bicara Pakai Data, Rakyat Tidak Mau Dipimpin Pembohong

Erick Thohir: Bicara Pakai Data, Rakyat Tidak Mau Dipimpin Pembohong

KOKOPNEWS.ID -  Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menghadiri acara deklarasi Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Kalsel di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (26/1). 

Di sela-sela acara, Erick mengatakan Pilpres 2019 adalah pesta demokrasi untuk mencari pemimpin sekaligus sahabat rakyat. 

"Pemilu lima tahun sekali. Ini penting sekali, untuk kita mencari bapak, imam, sahabat untuk rakyat," kata Erick dalam keterangan tertulisnya.

Erick yakin Jokowi akan melanjutkan kepemimpinan seperti itu bila terpilih lagi di Pilpres 2019. Sebab menurutnya rakyat telah merasakan kerja nyata Presiden Jokowi, salah satunya semakin membaiknya perekonomian dan menurunnya tingkat kemiskinan. 

"Ini konkret," ujar Erick. 

Menurutnya saat ini ada pihak yang kerap berbicara tentang masih adanya orang miskin di Indonesia. Padahal, di negara maju seperti Amerika Serikat pun ada orang miskin. Oleh karena itu dia meminta agar segala pernyataan dibuktikan dengan data.

"Kita harus berbicara dengan data. Rakyat saya yakin semakin hari semakin pintar, rakyat tidak mau dipimpin oleh pemimpin berbohong, bersandiwara," ujar dia.

Dalam acara deklarasi Repnas Kalsel turut hadir Cawapres RI Ma'ruf Amin. Deklarasi itu dirasa Ma'ruf bisa memberikan harapan yang besar untuk kemenangan bagi Jokowi-Ma’ruf. [Kumparan]
Selengkapnya
Yusuf Mansyur Ajak Relawan Jokowi Doakan Prabowo Bisa Berkoalisi

Yusuf Mansyur Ajak Relawan Jokowi Doakan Prabowo Bisa Berkoalisi

Yusuf Mansyur Ajak Relawan Jokowi Doakan Prabowo Bisa Berkoalisi

KOKOPNEWS.ID -  Tak ingin suasana Pilpres 2019 menghangat, Ustaz Yusuf Mansyur mengajari para relawan Jokowi teori pupuk. Dia tidak ingin kedua kubu saling menjelekkan.

Yusuf Mansyur menyampaikan hal tersebut saat mengisi tausiyah di acara Deklarasi Alumni UNS Bersama Perguruan Tinggi Lain, Relawan dan Masyarakat Dukung #01. Acara berlangsung di Grha Wisata Niaga, Solo, Sabtu (26/1/2019).

"Pupuk itu bau, pupuk itu kotor, jijik. Tapi kita butuh pupuk itu supaya tanaman kita itu gede, dia berbunga, dia berbuah lebat, rindang, adem, sejuk," kata Yusuf dalam tausiyahnya.

"Kalau ada orang bawain pupuk, jangan dipulangin, karena itulah yang membesarkan kita. Hinaan, ledekan, sindiran, cacian, makian, sempurnakan saja dengan menerima. Tidak akan ada keributan. Jangan dibalas, terima!" katanya.

Bahkan pendiri perusahaan PayTren itu mengajak relawan saling mendoakan meskipun berbeda pilihan politik. Dia pun berharap kedua kubu bisa berkoalisi dan bersama-sama membangun negeri.

"Saudara harus mendoakan Pak Prabowo dan semua yang bersama Pak Prabowo biar panjang umur, biar sehat. Nanti bisa berkoalisi supaya kemudian adem satu negeri. Sempurnakan saja, jangan ada satupun kalimat yang negatif, enggak boleh," tuturnya.

Yusuf juga berkomentar mengenai pasangan Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, pasangan tersebut merupakan kombinasi yang baik.

"Saya pikir kombinasi yang luar biasa, santrinya luar biasa di mana saja. Kalau Pak Jokowi konsentrasi di pengelolaan fisik, cakep ini. Pak Kiai dan orang-orang yang bersamanya, bisa bicara tentang jiwa, tentang religiusitas," ungkap dia. 

Lebih lanjut, Yusuf menegaskan hanya menginginkan perdamaian terjadi di Indonesia.

"Saya Yusuf Mansyur, tidak ada keinginan jadi apa, keinginan pengin apa, keinginan punya apa, kecuali di Indonesia ini tercipta kedamaian, persatuan, ketenangan, kesejahteraan, keamanan," pungkasnya. [Detik]
Selengkapnya
Tabloid 'Indonesia Barokah' Disoal Tim Prabowo, TKN Ungkit Buletin 'Kaffah'

Tabloid 'Indonesia Barokah' Disoal Tim Prabowo, TKN Ungkit Buletin 'Kaffah'

Tabloid 'Indonesia Barokah' Disoal Tim Prabowo, TKN Ungkit Buletin 'Kaffah'

KOKOPNEWS.ID - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungkap adanya buletin 'Kaffah' yang disebar di masjid-masjid di sejumlah wilayah Jawa Barat. 

TKN Jokowi-Ma'ruf menyebut Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno rabun menghadapi kenyataan ini, tetapi gerah dengan peredaran tabloid 'Indonesia Barokah'.

"BPN Prabowo-Sandi seperti kebakaran jenggot dengan beredarnya tabloid 'Indonesia Barokah', tapi mereka rabun mennyaksikan beredarnya buletin 'Kaffah' yang melakukan kampanye hitam ke Pak Jokowi," kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Sabtu (26/1/2019).

Ace menunjukkan dua edisi buletin 'Kaffah' yang dia maksud yaitu edisi tanggal 18 Januari 2019 berjudul 'Stop Mendukung Penguasa Gagal dan Ingkar Janji dan edisi tanggal 25 Januari 2019 berjudul 'Mewaspadai Kepemimpinan Orang-orang Bodoh'. Menurut Ace, buletin 'Kaffah' merupakan kampanye hitam dari kubu Prabowo ke Jokowi. Ia menyamakan buletin 'Kaffah' dengan selebaran 'Say No!! Jokowi-Ma'ruf Amin'.

"Kampanye hitam ke Pak Jokowi beredar luas di masjid-masjid dengan menggunakan selubung buletin dakwah. Lihat saja narasi yang diangkat dalam edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019. Buletin ini sejalan dengan selebaran 'Say No Jokowi' dengan mengangkat soal setop mendukung penguasa gagal dan ingkar janji," ujarnya. 

"Ini menjelaskan benang merah kampanye hitam ke Pak Jokowi dengan menggunakan dalil-dalil agama. Pada selebaran 'Say No Jokowi' terdapat hashtag #2019GantiPresiden. Ini indikasi produsen kampanye hitam adalah kelompok politik yang sama," lanjut Ace.

Ace mengatakan buletin 'Kaffah' ini disebarkan tiap hari Jumat di sejumlah masjid di Jawa Barat. Ia menyebut penerbitan dan peredaran buletin 'Kaffah' sengaja dilakukan demi kepentingan pilpres.

"Buletin ini diterbitkan dan diedarkan tiap hari Jumat di masjid-masjid. Dan sudah masuk ke Jumatan yang ke 75. Jadi kalau dilihat waktu terbitnya, maka memang by design dicetak untuk kepentingan politik pilpres. Mendukung paslon 02 dan menjelek-jelekan paslon 01 dengan dalil-dalil agama," kata politikus Golkar itu.

"Jadi semakin jelas siapa yang sesungguhnya mempolitisasi masjid, dan menjadikan masjid sebagai tempat kampanye," imbuh Ace.

Karena itu, Ace mengibaratkan BPN Prabowo-Sandi 'menepuk air di dulang terpercik muka sendiri'. Ace menyebut kubu Prabowo merupakan pihak yang memulai kampanye hitam dan politisasi masjid.

"Sikap BPN yang teriak-teriak soal kampanye hitam dan juga politisasi masjid seperti menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Kampanye hitam di masjid sudah mereka lakukan sejak lama. Tatkala raja hoax terkena tabloid 'Indonesia Barokah', duluan mereka teriak-teriak sebagai korban," pungkasnya. [Detik]
Selengkapnya
Jokowi ke Pendukung: Di Kalimantan Kita akan Menang Tebal

Jokowi ke Pendukung: Di Kalimantan Kita akan Menang Tebal

Jokowi ke Pendukung: Di Kalimantan Kita akan Menang Tebal

KOKOPNEWS.ID - Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) optimistis menang Pilpres 2019 di Pulau Kalimantan. Menurutnya, akan ada kejutan soal hasil Pilpres di Kalimantan.


"Saya berterima kasih atas dukungan dan kerja keras Bapak, Ibu semuanya yang bekerja keras 17 April. Di Kalimantan akan ada kejutan besar, menangnya tak tipis tapi tebal karena kerja keras kita," ujar Jokowi dalam acara deklarasi dukungan dari Majelis Adat Dayak Nasional di Seasons City, Jakarta Barat, Sabtu (26/1/2019).


Jokowi menjelaskan kilas balik kemenangan dirinya pada Pilpres 2014 di Kalimantan. Kata Jokowi, ada salah satu provinsi yang jadi lumbung suaranya di Kalimantan.


"Kalau kita lihat, saya ingat di 2014 hampir di seluruh Kalimantan saat itu kememangan kita di atas 60 persen. Hitung-hitungan kita dan dari hasil survei sekarang ini kelihatannya hampir-hampir sama, tapi ada satu provinsi yang kelihatannya perolehannya sangat menonjol," ungkap Jokowi.


Jokowi merahasiakan provinsi tersebut. Lantas, para pendukungnya berteriak di provinsinya-lah Jokowi menang telak.


"Saya tidak usah sebutkan provinsi mana. Biar semuanya semangat berkompetisi, tetapi tadi bocoran saya ada 1 provinsi yang kelihatannya akan mendapatkan angka gede banget. Di sana teriak Kalbar, di sana teriak Kaltim, Kalsel, Kaltara, Kalteng. Ya kita lihat nanti," ucap Jokowi. [Detik]
Selengkapnya
Bank Mandiri Mau Polisikan Pembuat e-Money Bergambar Prabowo-Sandi

Bank Mandiri Mau Polisikan Pembuat e-Money Bergambar Prabowo-Sandi

Bank Mandiri Mau Polisikan Pembuat e-Money Bergambar Prabowo-Sandi

KOKOPNEWS.ID -  Bank Mandiri menegaskan tidak pernah mengeluarkan kartu uang elektronik, e-money bergambar Prabowo-Sandi. Meskipun perusahaan juga melayani jasa custom desain e-money.

Pihak Bank Mandiri pun mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kartu e-money bergambar Prabowo-Sandi adalah ilegal. Perusahaan pun berniat menempuh jalur hukum.

"Sebagai institusi yang taat hukum, Bank Mandiri akan mengambil tindakan tegas berupa proses hukum sesuai dengan undang-undang ITE. Bagi pihak yang membuat maupun menyebarluaskan informasi atau gambar tentang kartu e-money Bank Mandiri yang tidak memiliki ijin penerbitan dari Bank Mandiri," bunyi pernyataan resmi tersebut.

Pihak Bank Mandiri pun menegaskan bahwa tidak pernah menerbitkan produk yang terkait dengan aktifitas politik. Produk-produk yang dikeluarkan selalu atas pertimbangan profesional sebagai sebuah institusi bisnis.

"Kami pun memastikan bahwa informasi tentang kartu e-money bergambar tokoh politik yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab adalah tidak benar berasal dari Bank Mandiri," tegas Bank Mandiri.

Bank Mandiri juga menegaskan bahwa kartu e-money edisi khusus yang dapat dipesan oleh komunitas atau masyarakat. Meski demikian, untuk mendapatkan persetujuan, banyak persyaratan yang harus dipenuhi.

Adapun setiap pemegang kartu e-money Bank Mandiri juga harus mematuhi prosedur dan pedoman yang ditetapkan Bank Mandiri.

Pemegang kartu juga tidak diperkenankan merusak, memanipulasi, meng-copy maupun mengubah fisik dan data kartu. Pemegang kartu juga harus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada bank bila terjadi penggandaan oleh pihak yang tidak berwenang.


Sebelumnya Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dradjad Wibowo mengaku dirinya baru tahu tentang adanya kartu e-money tersebut. Sebab menurutnya pihak BPN tidak pernah berencana mengeluarkan kartu e-money.

"Saya malah baru dengar Dalam rapat tim ekonomi BPN kita sama sekali tidak pernah terpikir soal e-money. Dalam rapat BPN yang umum juga setahu saya tidak pernah muncul. Jangankan dibahas, yang nyeletuk juga tidak pernah ada," ujarnya kepada detikFinance.

Dia juga mengaku tidak yakin jika ada simpatisan Prabowo-Sandi yang membuat e-money tersebut. Meski begitu dia menegaskan bahwa kartu uang elektronik tidak boleh dimanfaatkan sembarangan termasuk untuk urusan politik. [Detik]
Selengkapnya
Pengamat: Kalau Prabowo Presiden, Mungkin Media Tidak Sebebas Sekarang

Pengamat: Kalau Prabowo Presiden, Mungkin Media Tidak Sebebas Sekarang

Pengamat: Kalau Prabowo Presiden, Mungkin Media Tidak Sebebas Sekarang

KOKOPNEWS.ID -  Pengamat Politik Karyono Wibowo melihat ada kecendrungan jika Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2019 akan bersikap keras terhadap media.Hal itu terungkap dalam diskusi media dengan tema "Menakar Kapabilitas Pasangan Capres-Cawapres dari Perspektif Media Massa di Kopi Politik, Jumat (25/1/2019).

Kecendrungan tersebut didasari dari pernyataan dan sikap Prabowo kepada media yang kerap berkata keras dan berani memboikot. "Kecendrungan kalau Prabowo menjadi presiden akan membuat media tidak sebebas sekarang," Kata Karyono yang juga Direktur Eksekutif Indonsia Publik Institute (IPI).

Meski tidak sama persis, kemungkinan Prabowo akan membuat seperti jaman Orde Baru kata Karyono bisa saja terjadi. Karena Prabowo melihat kebebasan pers saat ini sudah terlalu bebas.

"Prabowo ini lahir dari pejabat militer di era orde baru. Jadi karateristik Orba ini masih melekat di Prabowo, meskipun dia tidak akan bisa membawa seperti orba, karena kontrol publik saat ini sangat kuat dan ada UU yang melindungi media," Ungkapnya.

Narsum lain Wapemred Harian Kompas Tri Agung Kristanto menilai sikap Prabowo dan tim nya yang kerap betentangan dengan media bahkan melaporkan media ke dewan pers adalah langkah yang tepat. Biarkan dewan pers yang menilai.

"Jika kemudian adanya penolakan untuk diwawancarai saya melihat disatu sisi itu adalah kerugian. Kesadaran untuk menggunakan media untuk kepentingannya itu harus dibangun," Ujar pria yang juga Anggota Dewan Kehormatan PWI ini.

Bukankah sebagai tokoh bangsa harusnya tidak bersikap keras kepada media? Tri Agung mengatakan mungkin itu hanya sekedar stetmen, karena kata dia siapapun capres tau betul posisi media.

"Bisa juga itu adalah strategi kampanye Prabowo karena Pak Jokowi sudah menjadi media darling, dan bagi Prabowo untuk menjadi media darling tidak mudah hanya akan menjadi follower Pak Jokowi. Ini juga bisa jadi adalah agar menjadi top of mine yang selalu diingat masyarakat dan cara yang baik adalah melakukan kontroversi," Tegasnya.

Redaktur Harian Rakyat Merdeka Siswanto mengatakan ada satu kejadian yang sangat mengerikan yang dilontarkan oleh Prabowo dalam sebuah acara. "Prabowo mengatakan dalam sebuah acara jangan akui dia wartawan, ini sangat bahaya," Ujarnya.

Siswanto menduga kebebasan pers terancam jika Prabowo jadi persiden besar kemungkinan tetap ada. Tapi jika melakukan pembredelan media Siswanto menilai sulit untuk era sekarang. "Ancaman terhadap pribadi mungkin iya, tapi kalau membredel media saya yakin tidak akan terjadi," Tutupnya.

Jakarta- Pengamat Politik Karyono Wibowo melihat ada kecendrungan jika Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2019 akan bersikap keras terhadap media.

Hal itu terungkap dalam diskusi media dengan tema "Menakar Kapabilitas Pasangan Capres-Cawapres dari Perspektif Media Massa di Kopi Politik, Jumat (25/1/2019).

Kecendrungan tersebut didasari dari pernyataan dan sikap Prabowo kepada media yang kerap berkata keras dan berani memboikot. "Kecendrungan kalau Prabowo menjadi presiden akan membuat media tidak sebebas sekarang," Kata Karyono yang juga Direktur Eksekutif Indonsia Publik Institute (IPI).

Meski tidak sama persis, kemungkinan Prabowo akan membuat seperti jaman Orde Baru kata Karyono bisa saja terjadi. Karena Prabowo melihat kebebasan pers saat ini sudah terlalu bebas.

"Prabowo ini lahir dari pejabat militer di era orde baru. Jadi karateristik Orba ini masih melekat di Prabowo, meskipun dia tidak akan bisa membawa seperti orba, karena kontrol publik saat ini sangat kuat dan ada UU yang melindungi media," Ungkapnya.

Narsum lain Wapemred Harian Kompas Tri Agung Kristanto menilai sikap Prabowo dan tim nya yang kerap betentangan dengan media bahkan melaporkan media ke dewan pers adalah langkah yang tepat. Biarkan dewan pers yang menilai.

"Jika kemudian adanya penolakan untuk diwawancarai saya melihat disatu sisi itu adalah kerugian. Kesadaran untuk menggunakan media untuk kepentingannya itu harus dibangun," Ujar pria yang juga Anggota Dewan Kehormatan PWI ini.

Bukankah sebagai tokoh bangsa harusnya tidak bersikap keras kepada media? Tri Agung mengatakan mungkin itu hanya sekedar stetmen, karena kata dia siapapun capres tau betul posisi media.

"Bisa juga itu adalah strategi kampanye Prabowo karena Pak Jokowi sudah menjadi media darling, dan bagi Prabowo untuk menjadi media darling tidak mudah hanya akan menjadi follower Pak Jokowi. Ini juga bisa jadi adalah agar menjadi top of mine yang selalu diingat masyarakat dan cara yang baik adalah melakukan kontroversi," Tegasnya.

Redaktur Harian Rakyat Merdeka Siswanto mengatakan ada satu kejadian yang sangat mengerikan yang dilontarkan oleh Prabowo dalam sebuah acara. "Prabowo mengatakan dalam sebuah acara jangan akui dia wartawan, ini sangat bahaya," Ujarnya.

Siswanto menduga kebebasan pers terancam jika Prabowo jadi persiden besar kemungkinan tetap ada. Tapi jika melakukan pembredelan media Siswanto menilai sulit untuk era sekarang. "Ancaman terhadap pribadi mungkin iya, tapi kalau membredel media saya yakin tidak akan terjadi," Tutupnya [tribun]
Selengkapnya
Kubu Jokowi Klaim Menangkan Pertarungan Udara

Kubu Jokowi Klaim Menangkan Pertarungan Udara

Kubu Jokowi Klaim Menangkan Pertarungan Udara

KOKOPNEWS.ID - Kubu pasangan calon presiden nomor urut 01 mengklaim memenangkan pertarungan udara untuk sementara ini. Ketua Cakra 19, relawan pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Andi Widjajanto mengungkap 58 persen eksposure di media sosial mereka kuasai.

"Potret dari mesin per hari ini kita menguasai 58 persen eksposure di media sosial," kata dia dalam acara Jumat Jempol di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (25/1).

Menurutnya, semakin besar sentimen positif terhadap pasangan 01 di media sosial, peluang kemenangan makin besar pula. Maka itu dia mengajak elemen relawan yang hadir untuk ikut menguatkan sentimen melalui kampanye positif di media sosial. Yaitu dengan memasifkan kampanye kinerja dan prestasi inkumben Jokowi.

"Kalau pak Jokowi semakin besar birunya semakin besar sentimen postifnya peluang menangnya semakin besar," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyebut, jika sentimen negatif atau merah makin besar di kubu 02 maka kemenangan makin terlihat juga. Pekerjaan tersebut bakal diemban oleh tim media sosial khusus yang telah disiapkan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Sedangkan, sentimen positif kepada Jokowi, menurut Andi sudah dalam jalur yang tepat.

Sementara itu, Andi mengatakan masih ada beberapa provinsi yang eksposure media sosialnya masih berat. Yaitu hanya, Kalimantan Selatan, Riau Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat.

"Mereka yang lebih dari kita itu paling tinggal Kalimantan Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat," kata dia.

Andi pun menjelaskan, cara permainan di media sosial adalah dengan memanfaatkan tagar alias hashtag. Dia menyebut ada hashtag premier seperti Indonesia Maju, dan hashtag dinamis yang berkembang sesuai dengan isu, seperti bernada menyentil kubu 02 atau bahkan hashtag yang tak terlihat sebagai kampanye politik.

Pengelolaan hashtag itu menurutnya lebih unggul dibanding permainan tagar oleh kubu 02 yang cenderung bertahan di hashtag premier dan kurang dinamis seperti tagar ganti presiden.

"Fenomena unik mereka (kubu 02) mulai jam 2 pagi, netizen tidur semua mereka bangun semua," kata Andi mengomentari cara kerja tim media sosial kubu 02.

Namun apakah pertarungan udara ini menggambarkan kondisi pertarungan di darat, Andi mengatakan perlu triangulasi data antara analisis media sosial, dengan data yang masuk dari darat bagaimana canvassing dilakukan.
"Jadi tidak mengandalkan satu titik tertentu," ucapnya. [Merdeka]
Selengkapnya
Pakde Karwo, Gus Ipul, dan Khofifah Perkuat Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim

Pakde Karwo, Gus Ipul, dan Khofifah Perkuat Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim

Pakde Karwo, Gus Ipul, dan Khofifah Perkuat Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim

KOKOPNEWS.ID - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyatakan, keberadaan tokoh-tokoh Jawa Timur akan meyakinkan kemenangan Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin di provinsi tersebut. 

Seperti yang diketahui, Jatim merupakan wilayah yang jumlah penduduknya adalah salah satu yang terbesar di Indonesia.

Menurut Hasto, mantan Gubernur Soekarwo atau akrab dipanggil Pakde Karwo, sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi. Begitu juga dengan Gus Ipul, sapaan akrab mantan wakil gubernur Saifullah Yusuf yang sudah sudah lama bersama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Jadi kita tahu hatinya ke mana. Bersama-sama Ibu Mega keliling Jawa Timur dan bersama dengan almarhum Gus Dur selalu bersama-sama," tukas Hasto di Jawa Timur, Jumat (25/1).

Hasto menambahkan, Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa juga mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Khofifah sendiri adalah mantan menteri Jokowi yang menambah energi positif pemenangan Paslon 01.

"Pak Mahfud rajin menggalang seluruh dukungan ke Pak Jokowi-Ma'ruf. Ini akan menambah kekuatan kita di Jatim," lanjut Hasto.

Soal peluang Jokowi-Ma'ruf di wilayah Pacitan, Hasto mengatakan bahwa warga Pacitan bisa melihat pemimpin yang baik dan tidak. Sebelumnya, Pacitan dikenal sebagai wilayah kekuasaan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang mendukung Paslon 02, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.

"Pemimpin ini kalau seperti dalam cerita wayang, Pacitan kan suka wayang. Mereka sudah biasa melihat putih dan hitam, sudah biasa melihat mana baik mana buruk, sudah bisa lihat mana yang difitnah dan memfitnah," tutur Hasto.

"Sehingga dengan kerja nyata dari Pak Jokowi, suara hati masyarakat Jatim dan Pacitan akan memberikan dukungan," lanjutnya.

Hasto menegaskan, tentu saja Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin juga akan terus giat turun ke bawah menggalang dukungan. [merdeka]
Selengkapnya
Di Jabar, TGB Ajak Relawan Bersihkan Hoaks yang Menimpa Jokowi

Di Jabar, TGB Ajak Relawan Bersihkan Hoaks yang Menimpa Jokowi

Di Jabar, TGB Ajak Relawan Bersihkan Hoaks yang Menimpa Jokowi

KOKOPNEWS.ID - Rumker Jokowi-Ma’ruf Zona Jawa Barat, Banten, dan Jakarta mengadakan agenda pertemuan tim relawan Jokowi-Ma’ruf Se-DKI, Jabar, dan Banten, acara ini dihadiri ratusan relawan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Acara ini dihadiri beberapa tokoh nasional dan artis, di antaranya Tuan Guru Bajang, Giring Nidji, Muhammad Farhan, Choky Sitohang, Ridwan Kamil, Maman Imanulhaq, dan lain sebagainya.

Menurut Maman Imanulhaq acara ini digelar oleh Rumah Kerja Relawan untuk menggugah para relawan agar semangat lagi menyuarakan kebaikan, tidak menyebar fitnah ke kubu lawan. 

“Kita sebagai pendukung orang baik, harus tetap menyebarkan Rahmah atau kebaikan, saya sangat menolak fitnah ke kubu lawan terutama munculnya tabloid Indonesia Barokah itu” Ujar Maman di Rumker Jabar, Bandung.

TGB juga mengarahkan para relawan untuk meyakinkan kepada umat untuk memilih calon terbaik dari orang-orang baik. 

“Kita yakin, dan harus meyakinkan kepada orang lain bahwa kebaikan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin adalah kebaikan untuk umat bukan kebaikan untuk dirinya sendiri” imbuhnya.

Ulama yang juga bernama Zainul Majdi juga menambahkan bahwa kita harus mewaspadai dan mengantisipasi Hoaks yang beredar di Masyarakat, terutama warga Jabar banyak yang meyakini Hoaks Jokowi PKI. 

“Hoaks PKI, Kriminalisasi Ulama, antek asing itu semua fitnah yang menimpa Pak Jokowi selama 4 tahun lebih pemerintahan Jokowi-JK, tugas kita harus membersihkan itu. Jangan hanya meyakini bahwa orang baik akan tetap menang, dunia politik itu berbeda” tutupnya. [Kamiskot]
Selengkapnya
Kiai Ma'ruf Amin Konsolidasi Pemenangan dengan Ulama Madura

Kiai Ma'ruf Amin Konsolidasi Pemenangan dengan Ulama Madura

Kiai Ma'ruf Amin Konsolidasi Pemenangan dengan Ulama Madura

KOKOPNEWS.ID- Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI nomor urut 01 Ma'ruf Amin melakukan konsolidasi pemenangan Pilpres dengan para kiai Madura di sela-sela kegiatan kampanye dan silaturahmi di Surabaya, Jawa Timur.

"Hari ini, saya bertemu ulama Madura empat kabupaten, dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Kami ingin melakukan konsoldiasi pemenangan pasangan 01," kata Ma'ruf di Surabaya seperti dikutip dari Antaranews.com, Kamis (24/1/2019).

Ma'ruf mengatakan, di Pilpres 2014 Jokowi kalah suara di Madura. Kali ini, kata dia, Jokowi yang berpasangan dengan dirinya harus menang.
"Karena itu, kita terus konsolidasi dan mudah-mudahan dengan keberadaan ulama, kita bisa mencapai kemenangan," ujar Ma'ruf.

Wakil kiai yang hadir dari Bangkalan, Madura, KH Makki Nasir mengatakan, pertemuannya membahas segala hal terkait pemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Pasangan nomor urut 01 itu baginya merupakan pasangan yang sangat baik antara nasionalis dengan Islam.

"Perpaduan antara nasionalis dan Islam ini yang akan betul-betul membangun negara ini dengan seperti apa yang diharapkan para pendiri bangsa," ujar Makki.

Pilpres 2019 sedianya diikuti dua pasangan calon, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga. [Okz]
Selengkapnya
Timses Jokowi: Konten Tabloid 'Indonesia Barokah' Tak Sudutkan Prabowo

Timses Jokowi: Konten Tabloid 'Indonesia Barokah' Tak Sudutkan Prabowo

Timses Jokowi: Konten Tabloid 'Indonesia Barokah' Tak Sudutkan Prabowo

KOKOPNEES.ID - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai konten tabloid 'Indonesia Barokah' tidak menyerang atau menyudutkan pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Karena itu, kubu Prabowo diminta tidak khawatir.

"Pertanyaannya, apakah kubu Paslon 02 sudah membaca Tabloid ‘Indonesia Barokah’ itu? Saya telah membacanya dengan seksama. Menurut saya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan konten tabloid itu," kata Juru Bicara TKN, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (24/1/2019).

Politikus Golkar itu menuturkan, konten tablod Indonesia Barokah tidak menyerang atau menyudutkan paslon 02. Sebab, hanya dua dari 10 berita yang membicarakan soal Prabowo.

"Kalau dikatakan itu menyerang dan menyudutkan Pak Prabowo itu sama sekali tidak benar, karena isi tabloid yang bicarakan Prabowo cuma dua berita dari 10 berita. Itu pun yang tentang dugaan kubu sebelah yang dikatakan mirip menggunakan strategi bohong, itu pun mengutip pernyataan tokoh di berita online. Jadi bukan hoax tapi fakta," jelas Ace.

Sekadar informasi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Blora menyatakan tabloid Indonesia Barokah tidak mengandung unsur ujaran kebencian. Karenanya berdasarkan hasil rapat internal, Bawaslu tidak bisa menyetop peredaran tablod tersebut. Meski demikian pengawas pemilu tetap memantaunya.

Ace menuturkan, tabloid Indonesia Barokah tidak mengandung unsur kebencian ataupun hoaks. Hal ini sudah terkonfirmasi dari keputusan Bawaslu Blora. Karenanya dia meminta kubu Prabowo tidak khawatir.

Kendati begitu, lanjut Ace, tabloid tersebut bukan diterbitkan oleh timses Jokowi. Sebab, pihaknya berkomitmen mengedepankan kampanye yang tak menebar pesimisme, hoaks dan fitnah.

"Kami juga selalu mengimbau kepada seluruh relawan, pendukung, simpatisan dan masyarakat yang berjuang untuk Pak Jokowi dan Pak Kyai Ma’ruf Amin untuk mengedepankan prestasi, program dan capaian keberhasilan pemerintahan Jokowi," pungkas dia. [okezone]
Selengkapnya
Kiai Sepuh NU Isyaratkan All Out Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Kiai Sepuh NU Isyaratkan All Out Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Kiai Sepuh NU Isyaratkan All Out Menangkan Jokowi-Ma'ruf

KOKOPNEWS.ID - Kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) bersilaturahmi dengan cawapres KH Ma'ruf Amin di Surabaya. Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar mengatakan kiai Ma'ruf Amin salah satu terbaik kader NU jangan sampai gagal di Pilpres 2019.

"Untuk menunjukkan beliau sebagai kader terbaik tunjukkan, jangan sampai beliau gagal (pilpres 2019). Itu artikan sendiri," kata kiai Miftahul usai pertemuan di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/1/2019).

Salah satu perwakilan kiai sepuh NU atau biasa disebut kiai khos, Miftahul mengatakan, selama ini NU menganut sistem komando yang harus diikuti pengurus cabang hingga ranting, namun sudah menipis. Oleh sebab itu, sistem komando NU harus dihidupkan kembali.

"Jadi komando PBNU harus diikuti semua tataran, semua lapisan, tingkatan dari jajaran PB (pengurus besar) sampai anak ranting. Kapan lagi kalau kita tidak mulai hidupkan kembali yang selama ini sistem komando sudah mulai menipis, bukan hilang ya, sudah mulai mengeropos," jelas dia.

Organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari ini akan menggelar hari lahir ke-93 tahun, disebut menjadi momentum warga nahdliyin.

"Terutama kita hadapi satu abad NU, lima enam tahun lagi kita (PBNU) akan usia seratus tahun, ini sebuah momentum, dan juga momentum yang penting yaitu kita harus betul-betul bisa mengoptimalkan," kata kiai Miftahul.

Dikesempatan yang sama, perwakilan kiai sepuh NU, KH Anwar Iskandar menyebut pertemuan itu telah menyepakati untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf. Warga nahdliyin diminta untuk satu kata dan satu kalimat untuk kiai Ma'ruf.

"Kita bertemu untuk buat kesepakatan. Pertama kami kiai-kiai Jatim dan tentu pasti warga NU, satu kata, satu kalimat, satu barisan dalam pilpres akan datang suara kita untuk kiai Ma'ruf," kata pengasuh pondok pesantren Al Amin itu.

Lebih lanjut, kiai Anwar Iskandar mengaku pihaknya akan mengoptimalkan suara di daerah melalui pondok pesantren dan alumni pesantren. Dia menargetkan raihan suara untuk Jokowi-Ma'ruf sekitar 70 persen di Jawa Timur.

"Kedua kita akan optimalkan basis suara yang kita miliki terutama melalui ponpes dan alumni yang bertebaran di seluruh Jatim. Jaringan alumni itu di Jatim khsuusnya, dan karena pesantren kan punya jaringan besar alumni dimana-mana, tapi paling penting di Jatim target 70 persen," tuturnya.

Sementara itu, kiai Ma'ruf mengaku ingin mengoptimalkan jaringan NU struktural dan kultural pada pilpres 2019.

"Pertemuan malam ini untuk mengoptimalkan, melakukan konsolidasi terhadap semua jaringan NU yang ada di Jatim khususnya, ada jaringan NU struktural, NU kultural, jaringan ponpes dan lainnya," ucap kiai Ma'ruf usai pertemuan tertutup di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/1/2019).

Mustasyar PBNU itu meminta seluruh jaringan NU harus disinkronisasi atau dihidupkan bersama jaringan pondok pesantren. Pertemuan itu menyepakati para kiai melakukan gerakan menghidupkan jaringan NU.

"Ini smua kita sinkronisasi, jangan sampai ada jaringan yang off, artinya yang tidak on, kita on kan semua supaya hasilnya optimal. Ini sudah disepakati untuk melakukan gerakan meng-on-kan semua jaringan itu," kata kiai Ma'ruf.

Dalam pertemuan tersebut dihadiri kiai sepuh NU atau kiai khos diantaranya, pengasuh pondok pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, pengasuh pondok pesantren Al Falah KH Zainuddin Djazuli, Pengasuh Pesantren Al Amin, KH Anwar Iskandar dan Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar.

Kiai lain yang hadiri yaitu, KH Fuad Mun'im Jazuli, KH Abdullah Kafabih, KH Ali Masyhuri, KH Idris Hamid, KH Nuruddin, KH A Muqsit Idris, KH Ja'far Yusuf dan KH Abdul Matin. Selain itu, KH Syafi'uddin Wahid, KH A Salam, KH Abd A'la, KH Mutawakkil Alallah, KH Ubaidillah Faqih, LH Ahmad Fahrur Rozi, KH Abdulhadi, KH Syamli Muqsith, KH Fuad, dan KH Ramdlan Siraj. [detik]
Selengkapnya
Indikator: Basis Pemilih Koalisi Prabowo Terpecah ke Jokowi

Indikator: Basis Pemilih Koalisi Prabowo Terpecah ke Jokowi

Indikator: Basis Pemilih Koalisi Prabowo Terpecah ke Jokowi

KOKOPNEWS.ID - Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukan, pemilih parpol pengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terbelah, karena tidak seluruhnya memilih pasangan nomor urut 02 itu. 

Fenomena ini disebut sebagai split-ticket voting, dimana elite parpol yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.

Peneliti senior Indikantor Politik Indonesia, Rizka Halida menyebutkan sebanyak 44,8 persen pemilih Partai Berkarya memilih Prabowo-Sandi, namun 42,1 pemilih Partai Berkarya akan memilih pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. 

Selain itu, pemilih Partai Demokrat juga terbelah mendukung Prabowo-Sandi 54,1 persen, sementara 40,5 persen pemilih Partai Demokrat memilih paslon nomor urut 01.

"Pada kelompok partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, Demokrat dan Berkarya paling banyak terbelah mendukung petahana, sekitar 40-42 persen," ujar Rizka dalam pemaparan hasil survei, Rabu (23/1).

Pemilih Partai Gerindra menjadi yang paling solid memilih Prabowo-Sandi dengan persentase sebesar 81,5 persen. Sebesar 14,1 persen pemilih Gerindra memilih Jokowi-Maruf, dan sisanya tidak menjawab atau tidak tahu. Begitu pun PKS dan PAN basis massanya terbelah ke kubu Jokowi-Ma'ruf. Sekitar 21-26 persen memilih nomor urut 01.

Fenomena itu disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka. Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember 2018 dengan melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling).

Metode survei yang digunakan yaitu dengan wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error survei ini plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling). [republika]
Selengkapnya
Prabowo Takut Najwa Shihab Memandu Debat?

Prabowo Takut Najwa Shihab Memandu Debat?

Prabowo Takut Najwa Shihab Memandu Debat?

KOKOPNEWS.ID - Tarik ulur siapa yang akan memandu debat kembali berlangsung.
Debat kedua nanti tanggal 17 Februari 2019, hanya akan dihadiri oleh para Calon Presiden, tanpa didampingi Calon wakilnya. 

Dan banyak hal yang akan diubah oleh KPU sehingga berbeda dengan debat pertama. Seperti tata panggung nanti, tidak ada penonton atau relawan yang berada di belakang Capres karena menurut KPU malah bikin gaduh dan tidak tertib.

Nah, yang masih menjadi tarik ulur kedua timses baik dari TKN Jokowi dan BPN Prabowo adalah siapa moderator atau pemandu debatnya.

Nama Najwa Shihab atau biasa dipanggil Nana, kembali mencuat sebagai kadidat. Najwa pada waktu debat pertama juga muncul sebagai kandidat kuat tetapi ditolak oleh tim BPN.
 Akhirnya debat pertama dipandu oleh Ira Koesno.
Di debat kedua ini nama Najwa kembali terangkat. Presenter terkenal ini diajukan kembali oleh tim TKN untuk memandu debat, tetapi kembali ditolak keras oleh BPN Prabowo.
Kenapa Najwa selalu ditolak?

Najwa selama ini dikenal sebagai presenter yang selalu menelanjangi narasumbernya dalam setiap acara. Pertanyaan-pertanyaannya yang menohok dan kemampuannya mempelajari kelemahan narasumber menjadi palu keras bagi narasumber yang tidak siap berhadapan dengannya.

Dan Najwa selalu berpatokan dengan data untuk bertanya. Ini yang ditakutkan kubu Prabowo, bahwa ketika Capres mereka ditanya "datanya mana?" Prabowo bisa kelimpungan, karena ia terbiasa bermain di retorika minus data. Dan ini sudah menjadi kekurangan Prabowo yang diketahui orang banyak.

Contoh saja ketika Prabowo bisa-bisanya mengatakan bahwa Haiti adalah negara di Benua Afrika. Atau ketika ia mengatakan bahwa Jawa Tengah lebih besar dari Malaysia.

Kesalahan data Prabowo tentu bisa menjadi serangan yang memalukan, ketika Najwa nanti mengoreksinya dengan kata-kata tajam. Dan kalau itu terjadi, Prabowo bisa joget lagi sambil menahan emosi. Mungkin jogetnya bisa lebih lama karena memang dia sudah tidak suka Najwa sejak lama. Bisa spin dan split kedua kakinya di lantai.

Itulah kenapa Najwa Shihab ditolak keras oleh BPN. Alasan bahwa Najwa berpihak tentu mengada-ada karena Najwa tidak pernah peduli siapa yang harus dia telanjangi. Pokoknya siap-siap aja kalau jawab ngawur, Najwa pasti menyerang.

Tapi kalau melihat debat pertama, sepertinya peran moderator tidak terlalu berpengaruh karena hanya mengantar acara saja. Tidak ada pertanyaan dari moderator langsung kepada para Capres. Lalu, kenapa kok Prabowo takut sama Najwa?

Seandainya Najwa Shihab yang lolos menjadi moderator tentu acara debat akan mengalir menyenangkan. Najwa lebih luwes daripada Ira Koesno yang terlihat kaku dan galak layaknya guru Bahasa Inggris yang melotot keras ketika kita tidak mampu membedakan mana past tense dan mana future tense. 

Oleh : Denny Siregar

[tagar]
Selengkapnya
Kiai Ma'ruf Yakin Jokowi 'Kuasai Panggung' Saat Debat Pilpres Tahap II

Kiai Ma'ruf Yakin Jokowi 'Kuasai Panggung' Saat Debat Pilpres Tahap II

Kiai Ma'ruf Yakin Jokowi 'Kuasai Panggung' Saat Debat Pilpres Tahap II

KOKOPNEWS.ID - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, optimistis kandidat petahana Joko Widodo mampu dengan baik menjalani debat putaran kedua pada 17 Februari mendatang. 

Bagi kiai Ma’ruf, Jokowi sudah punya pengalaman dan tahu apa yang harus dijawab dari tema yang ditentukan.

Tema debat putaran dua bulan depan mengenai energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

"Beliau sebagai petahana sudah hafal apa yang harus dilewati (dalam debat)," kata kiai Ma'ruf usai menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lamongan, Jawa Timur, Rabu 23 Januari 2019.

KiaiKiai Ma pun yakin, debat putaran dua nanti Jokowi akan lebih unggul ketimbang pesaingnya, Prabowo Subianto, walau pasangannya itu saat ini, lanjut dia, belum ada persiapan khusus, baik berkonsultasi dengan tim kampanye maupun dengan dia sendiri.

"Kita harus dukung supaya Pak Jokowi berhasil, berhasil memenangi debat," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu.

Setelah debat perdana dilaksanakan, KPU akhirnya mengubah format debat atas berbagai usulan yang datang dari dua pasangan calon. Salah satu  yang akan diubah adalah tidak lagi menempatkan para pendukung duduk di belakang pasangan capres dan cawapres.

Sebelumnya, Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan, format seperti itu ternyata mengganggu konsentrasi masyarakat yang menonton dari layar televisi. 

Selain itu, di antara mereka ada yang tidak tertib terhadap aturan yang sudah disepakati bersama, yakni mengacung-acungkan papan nomor urut maupun jari tangannya, serta ada yang saling mengobrol.

"Tata panggung dalam panggung debat kurang tertib, jadi pendukung paslon capres belum sepenuhnya mematuhi aturan main, debat kedua di belakang kandidat tidak ada audience," kata Wahyu di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2019. [viva]
Selengkapnya
Kiai Ma'ruf dan Rais Am PBNU Gelar Pertemuan dengan 25 Kiai Sepuh

Kiai Ma'ruf dan Rais Am PBNU Gelar Pertemuan dengan 25 Kiai Sepuh

Kiai Ma'ruf dan Rais Am PBNU Gelar Pertemuan dengan 25 Kiai Sepuh

KOKOPNEWS.ID - Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menggelar pertemuan tertutup dengan hampir 25 kiai sepuh di Jawa Timur, Rabu malam 23 Januari 2019.

Di antara yang hadir dari para kiai sepuh, terlihat pula pimpinan tertinggi atau Rais Am PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Pertemuan dengan Mustasyar PBNU itu digelar di lokasi hotel Ma'ruf menginap di Jalan Embong Malang, Kota Surabaya. Kiai Ma'ruf duduk sejajar dengan pengantinya di Rais Am, Kiai Miftachul, dan duduk melingkar dengan para kiai sepuh.

Adapun pertemuan ini dalam rangka rangkaian silaturahmi Ma'ruf dengan sejumlah tokoh dan ulama sejak Senin kemarin berkeliling di Jawa Timur. Belum diketahui apa yang dibahas kiai Ma'ruf di dalam bersama para kiai sepuh.

Namun dari yang hadir terpantau KH Anwar Manshur, KH Zainuddin Djazuli, KH Anwar Iskandar, KH Fuad Mun'im Jazuli, KH Abdullah Kafabih, KH Ali Masyhuri, KH Idris Hamid, KH Nuruddin, KH A Muqsit Idris, KH Ja'far Yusuf dan KH Abdul Matin.

Selain itu hadir juga KH Syafi'uddin Wahid, KH A Salam, KH Abd A'la, KH Mutawakkil Alallah, KH Ubaidillah Faqih, LH Ahmad Fahrur Rozi, KH Abdulhadi, KH Syamli Muqsith, KH Fuad, dan KH Ramdlan Siraj. [viva]
Selengkapnya
KH Ma'ruf Amin soal Capaian Jokowi: Kalau Tidak Lanjut, Apa Jadinya?

KH Ma'ruf Amin soal Capaian Jokowi: Kalau Tidak Lanjut, Apa Jadinya?

KH Ma'ruf Amin soal Capaian Jokowi: Kalau Tidak Lanjut, Apa Jadinya?

KOKOPNEWS.ID – Cawapres KH Ma'ruf Amin menyebut capres Joko Widodo (Jokowi) sudah memiliki landasan program pembangunan. Karena itu, Jokowi harus melanjutkan pemerintah mendatang. 

"Oleh karena itu, yang kedua akan melakukan gerakan, melakukan perbaikan secara terus-menerus berkelanjutan. Jadi kalau pembangunan landasan mainstone kalau tidak dilanjutkan, akan apa jadinya? Mangkrak, betul atau tidak?" kata Ma'ruf Amin dalam sambutan deklarasi Tim Pendarat di lapangan GOR Tuban, Jalan Sunan Kalijogo, Jawa Timur, Rabu (23/1/2019).

Deklarasi ini dihadiri ribuan warga dan kiai Tuban. Turut hadir Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Jatim Irjen (Purn) Machfud Arifin, Bupati Tuban KH Fatahul Huda, dan pengurus PCNU Tuban. 

"Betul," teriak peserta acara yang hadir. 

Kiai Ma'ruf Amin mengibaratkan pembangunan tersebut seperti membuat rumah yang harus mempunyai fondasi. Apabila tidak mempunyai fondasi, rumah akan roboh atau hancur.

"Ibarat rumah cuma fondasi doang, tidak ada bangunan mangkrak atau tidak? Ya mangkrak. Oleh karena itu, harus dilanjutkan dan diteruskan supaya menjadi bangunan, tapi kalau orang membangun rumah tanpa fondasi tidak kuat, rumah itu akan roboh," ujarnya.

Atas hal tersebut, Mustasyar PBNU itu mengajak warga nahdliyin Tuban memilih calon presiden yang sudah terbukti program kerjanya. 

Menurut dia, jika memilih seorang pemimpin yang hanya berkeinginan dan belum mempunyai landasan pembangunan, itu seperti orang melamun. 

"Oleh karena itu, akan membangun besar-besaran untuk ini dan itu tapi belum ada landasannya, belum ada mainstone, itu hanya lamunan dan keinginan semata-mata karena tidak punya landasan yang diletakkan. Kalau kita sudah punya landasan seperti sudah dibangun Pak Jokowi, maka ke depan tinggal meneruskan, memperbesar, menuju Indonesia maju. Oleh karena itu, Jokowi-Ma'ruf Amin semboyan Indonesia Maju," jelasnya. [Detik]
Selengkapnya